Pemerintah Genjot Hilirisasi Rumput Laut dan Kelapa
Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengatakan pemerintah saat ini telah mulai mengarahkan fokus hilirisasi ke sektor-sektor pertanian berbasis komunitas seperti rumput laut dan kelapa.
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah industri sekaligus memperluas penciptaan lapangan kerja, khususnya di daerah pesisir dan pedesaan. Pasalnya, Indonesia adalah produsen kedua terbesar rumput laut di dunia, dan memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk-produk turunan bernilai tinggi.
“Kami akan membantu petani-petani rumput laut skala kecil agar dapat masuk ke rantai nilai industri hilirisasi. Ini bukan hanya soal investasi, tetapi juga soal pemberdayaan ekonomi lokal,” kata Rosan dalam International Conference of Infrastructure (ICI) 2025, Kamis (12/6/2025).
Baca Juga: BKPM Buka-Bukaan Sumber Investasi di Jakarta
Selain itu, pemerintah juga mulai mendorong hilirisasi kelapa. Rosan menyampaikan bahwa pekan lalu, telah dilakukan groundbreaking pembangunan industri hilirisasi kelapa di Morowali, Sulawesi Tengah. Proyek ini diharapkan menjadi model untuk direplikasi di berbagai provinsi penghasil kelapa.
“Kelapa adalah komoditas yang sangat menarik. Walau investasinya belum optimal, potensi penciptaan lapangan kerjanya sangat besar dan menyentuh langsung kehidupan petani di banyak wilayah,” ujarnya.
Rosan menjelaskan hilirisasi adalah bagian dari peta jalan investasi nasional, di mana terdapat 23 komoditas prioritas yang memiliki potensi nilai tambah. Namun untuk saat ini, pemerintah akan memfokuskan pada 4–5 komoditas utama terlebih dahulu, termasuk nikel, rumput laut, dan kelapa.
Langkah ini sejalan dengan mandat Kementerian Investasi dan Hilirisasi yang tidak hanya bertugas menarik investasi, tetapi juga memastikan bahwa investasi tersebut menghasilkan transformasi struktural dalam perekonomian nasional.
“Tujuan utama dari hilirisasi ini bukan semata-mata ekspor barang olahan, tapi bagaimana menciptakan ekosistem industri yang menyerap tenaga kerja lokal dan berkontribusi pada kesejahteraan,” kata Rosan.
Baca Juga: Luhut Turun Gunung Bantu Gibran Kawal Hilirisasi Kemenyan
Ia juga menekankan keberhasilan hilirisasi memerlukan perbaikan regulasi, penyederhanaan izin usaha, dan kolaborasi dengan sektor swasta. Pemerintah saat ini tengah membangun sistem terpadu perizinan lintas kementerian untuk memudahkan investor masuk ke sektor-sektor tersebut.
Dengan strategi hilirisasi yang meluas ke sektor agrikultur, dia berharap pemerataan ekonomi antarwilayah bisa dicapai, dan ketergantungan terhadap komoditas mentah dapat dikurangi secara signifikan.
-
KPK Dorong 5 Ribu Caleg Segera Laporkan LHKPNBareskrim Ungkap Motif 4 Tersangka Pemalsuan Sertifikat SHGB dan SHM Pagar Laut TangerangMengenal Anggur Shine Muscat, Buah Premium asal JepangJumlah Wisman ke Indonesia JanuariPPPK 2024: Tahapan Seleksi, Durasi Waktu Pengerjaan, Hingga Bobot NilaiIsu Reshuffle Mencuat, Prabowo: Tak Bekerja untuk Rakyat, Saya Singkirkan!Banyak Pasutri Korea Ogah Bercinta, Dianggap Bukan Masalah BesarCara Cek Saldo Dana Bansos KJP Plus 2025 Lewat HP, Syarat Nilai Rapor 70 Tengah DikajiHadapi Ekonomi Global yang Tak Menentu, Digitalisasi Jadi Jurus Andalan Pelaku UsahaPengabdian Tanpa Batas Bidan Eros Rosita untuk Warga Baduy
- ·Ant Group Kabarnya Ajukan Lisensi Stablecoin di Hong Kong, Singapura, dan Luksemburg
- ·Survei Indikator Soroti Tingkat Kepuasan Masyarakat dengan Program Makan Bergizi Gratis
- ·FOTO: Rumah Hantu Perewangan Tumbal Tujuh Turunan di Trans Studio
- ·Ini Pentingnya Edukasi buat Hindari 'Hamil Kebo'
- ·Tourism Australia dan Dwidaya Tour Berkolaborasi Perkuat Promosi Wisata di Indonesia
- ·Pengabdian Tanpa Batas Bidan Eros Rosita untuk Warga Baduy
- ·Ingin Lolos SNBP 2025? Hindari 5 Jurusan Kuliah di ITB yang Paling Diminati, Cek Daftarnya
- ·Pengidap Kanker Payudara di RI Capai 66 Ribu Jiwa
- ·Damai Harus, Tapi Soal Rasisme Polisi Harus Usut Tuntas
- ·Diperiksa KPK, Dirut Bank Bengkulu Dicecar 20 Pertanyaan
- ·Mengenal Anggur Shine Muscat, Buah Premium asal Jepang
- ·Dukung Pendidikan Inklusif, Danamon Berdayakan Penyandang Disabilitas lewat Literasi Keuangan
- ·BNN Tegaskan Transparansi Lewat Pemusnahan 2 Ton Sabu di Batam
- ·FOTO: Pulau Paskah yang Terpencil di Chili Terancam Overtourism
- ·Demo Dosen ASN Tuntut Pencairan Tukin ke Prabowo, ADAKSI: Tak Pernah Digubris Mendiktisaintek!
- ·Pramugari Tak Wajib Lho Bantu Angkat Barang Penumpang, Ini Alasannya
- ·Kehadiran Polri Perlemah KPK? Ini Komentar Febri...
- ·Banjir Bandang Kabupaten Sumbawa Telan Nyawa, Korban Tewas Terseret Arus
- ·KPK: LHKPN Raffi Ahmad Bakal Diumumkan Kamis atau Jumat
- ·DPR RI Tunda Rapat Pembahasan Efisiensi Anggaran Bareng Kementerian
- ·Panji Gumilang Bebas Murni dari Kasus Penistaan Agama
- ·Makan Es Krim dari Pramugari, Gigi Penumpang Patah dalam Penerbangan
- ·Pramugari Tak Wajib Lho Bantu Angkat Barang Penumpang, Ini Alasannya
- ·Survei Indikator Soroti Tingkat Kepuasan Masyarakat dengan Program Makan Bergizi Gratis
- ·Bingung dengan Istilah KIM Plus di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Tidak ada Kimchi, Tidak ada Jong Un
- ·Dukung Pendidikan Inklusif, Danamon Berdayakan Penyandang Disabilitas lewat Literasi Keuangan
- ·Jokowi Berikan Pesan Ke Anak Almarhum Hamzah Haz untuk Lanjutkan Jejak Sang Ayah
- ·2.000 Warga Telepon Pemprov DKI, Takut Positif Corona, Eh Gak Tahunya Cuma Flu
- ·Ekonom Soal Danantara: Risiko Transparansi hingga Dampaknya ke APBN
- ·5 Negara Ini Punya Paspor Terlemah di Dunia, Semuanya dari Asia
- ·Tahun Ini Harga Bitcoin Diprediksi Naik Tajam, Bakal Capai Target US$200.000
- ·Prodi dan Daya Tampung SNBP 2025 ITS, Fakultas Teknologi Elektro Paling Ketat
- ·Ingin Lolos SNBP 2025? Hindari 5 Jurusan Kuliah di ITB yang Paling Diminati, Cek Daftarnya
- ·Lagi Ramai Jadi Obrolan Medsos, Apa Itu 'Red String Theory'?
- ·PPPK 2024: Tahapan Seleksi, Durasi Waktu Pengerjaan, Hingga Bobot Nilai
- ·Saldo Dana Langsung Ngalir ke Rekening, 8 Program Ini Bisa Cair Cukup Pakai NIK KTP!